Salah satu siswa SMAN Plus Provinsi Riau, Andre Putra Setiawan kelas 11 mengikuti Kongres Pemuda Penggerak Bangsa 2019, 26-30 Oktober 2019 di Yogyakarta. Kongres Pemuda Penggerak Bangsa yang selanjutnya disingkat KPPB ini ditaja oleh organisasi “Ayo bergerak Indonesia” dibawah naungan yayasan Green Generation .
Kegiatan ini sangant positif bagi pemuda Indonesia karena merupakan pembelajaran bagi mereka tentang makna “Sumpah Pemuda” dan Persatuan Indonesia sebagaimana bunyi sila ke 3 dari Pancasila. Peserta kegiatan ini adalah seluruh siswa siswi Indonesia yang diundang khusus dan menjadi delegasi masing masing provinsi dengan serangkaian seleksi yang sangat ketat.
Dalam kegiatan ini, para pelajar yang menjadi delegasi masing masing provinsi dibagi dalam beberapa kelompok yang disebut dengan chamber dengan tiap kelompok membahas isu yang berbeda beda. Panitia kegiatan ini telah membagi kelompok dalam 6 isu sentral, yaitu isu sosial , isu pendidikan , isu kesehatan , isu budaya , isu lingkungan dan isu agama . Mereka harus mampu memaparkan dan mencari pemikiran yang brilian untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dari isu-isu sentral yang dipaparkan diatas.
Untuk mengikuti kegiatan ini peserta dapat langsung mengakses informasi mengenai kegiatan ini pada akun instagram “ayo bergerak”. Persyaratan dan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta sudah sangat detil dijelaskan dalam situs resmi tersebut. Calon peserta mengisi pertanyaan berdasarkan isu mana yang ingin diangkat , misalnya memilih isu lingkungan , maka muncul pertanyaan terkait isu yang dipilih berupa alasan memilih , apa yang akan dibahas dan solusi masalah isu tersebut . Setelah itu, calon peserta akan mengirim form dan langsung diseleksi pusat dan dipilih 80 karya terbaik sekaligus dan merupakan delegasi yang akan berpartisipasi dalam acara KPPB 2019 di Yogyakarta. Andre Putra Setiawan termasuk yang terpilih untuk menjadi delegasi yang membawa nama provinsi Riau.
Pada hari pertama pembukaan para peserta wajib mengenakan batik khas daerah masing masing. Mereka berkumpul untuk mengikuti opening ceremony dan perkenalan antar delegasi masing masing provinsi. Disana mereka saling berkenalan bersama baik yang berasal dari pulau Sabang hingga Merauke. Mereka saling bertukar cerita dan memperkenalkan karakterisrik provinsi masing masing. Perkenalan perdelegasi tersebut harus menyertakan jargon perdelegasi yang diiringi dengan alunan musik pemberi semangat. Hingga sesi terakhir malam pembukaan mereka dapat berinteraksi satu sama lain dan menjalin relasi yang erat satu sama lain .
Keesokan harinya mereka menjalankan agenda pertama, yaitu mengunjungi pura Jagatnata yang merupakan pura terbesar di Yogyakarta. Disana mereka dipandu langsung oleh seorang Bapak asal Bali yang memberikan materi langsung mengenai sejarah dibangun pura dan sikap toleransi yang harus ditanam setiap pemuda bangsa .
Setelah itu mereka mengunjungi museum keraton. Kunjungan di Museum Keraton ini di pandu langsung oleh ibu paruh baya yang memiliki pengetahuan luas tentang sejarah keraton. Banyak materi yang diberikan oleh pemandu dimana beliau menyampaikan bahwa dahulu keraton dibangun hanya menggunakan kayu , kemudian terdapat tradisi rutin diantaranya membakar kemenyan , lalu muncul kebijakan bahwa ritual tersebut harus dihapuskan. Kemenyan pun dihapuskan dan kelemahan keraton yang terbuat dari kayu adalah dinding keraton di makan rayap dan menjadi rapuh.
Sekarang semua dinding keraton diganti dengan dinding bata dan dibuat seperti nuansa kerajaan yang indah seperti saat ini. Pada siang harinya mereka langsung menuju salah satu mesjid di Yogyakarta untuk melaksanakan shalat bagi memeluk agama Islam, istirahat dan makan siang bersama.
Pada sore harinya mereka berkunjung ke desa Kali Code . Kali Code adalah contoh nyata bahwa dengan tidak melestarikan lingkungan dengan baik akan berdampak fatal bagi kelangsungan lingkungan hidup.
Dulu, Kali Code merupakan sungai yang besar dan jernih. Namun seiring perjalanan waktu dimana penduduk setempat mulai membangun rumah yang semakin mengarah ke sungai dan mempersempit sungai dan menyebabkan pendangkalan sungai maka Kali Code sekarang menjadi sungai yang surut dan airnya pun sudah tidak jernih lagi.
Kegiatan ini ditutup dengan presentasi peserta kongres dari isu yang menjadi pilihan mereka. Masukan, saran dan kritik menjadi poin untuk perbaikan rekomendasi kepada Pemerintah melalui kementerian yang membidangi isu isu sentral yang mereka diskusikan. Mereka dituntut untuk menjadi perwakilan pemuda dalam memberikan aspirasi untuk bangsa agar kedepannya lebih baik. Kegiatan penutupan ini juga sekaligus menampilkan baju adat masing masing daerah yang menyimbolkan bahwa walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu bangsa, satu bahasa dan satu Tanah Air.
Selamat dan Sukses untuk Andre Putra Setiawan! Semoga memberikan inspirasi bagi pemuda pemudi Indonesia!
Editor : Edi Sutono
7 Comments
Jaya selalu sman plus riau
ReplyDeleteSekolah terbaik dalam memadukan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakternya
DeleteBangga menjadi bagian dari sekolah ini
ReplyDeletesalut dengan sekolah ini. mudah mudahan selalu mempertahankan karakter dalam mendidik dan mengajar anak
ReplyDeleteSukses selalu buat seluruh siswa SMAN Plus Provinsi Riau...semoga tetap selalu jaya
ReplyDeleteSelamat dan sukses untuk SMAN Plus Provinsi Riau...Semoga tetap Jaya untuk tahun tahun selanjutnya
ReplyDeletesalam sukses untuk siswa sman plus
ReplyDelete