Sahabat yang budiman! Work from home adalah menyelesaikan tugas, tanggung jawab dan kewajiban kita yang sehari-hari biasanya dikerjakan di kantor/sekolah/perusahaan tetapi dapat dituntaskan dari rumah tanpa harus pergi ke tempat kerja. Work from home saat ini menjadi sangat penting untuk dilakukan seiring dengan pandemi corona virus deseases-19 (covid-19) yang cukup mengancam keselamatan semua orang termasuk para siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Sahabat yang budiman! Work from home barangkali belum menjadi kebiasaan di negara kita, tetapi seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi maka work from home sudah harus menjadi kebiasaan dan pembiasaan bagi semua profesi. Work from home mestinya juga bukan hanya ketika ada bencana non alam seperti saat ini tetapi ketika dalam keadaan baik pun semestinya work from home harus sudah mulai menjadi budaya kerja bagi kita semua. Termasuk pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang biasanya menjalankan tugas rutin di sekolah.
Sahabat yang budiman! Tetapi, pada kenyataannya, karena barangkali work from home adalah sesuatu yang baru di negara kita maka produktivitas saat bekerja dari rumah sering kali menurun karena banyak gangguan dan kurangnya pengawasan. Belum lagi ketidakmampuan kita dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Work from home justru terkadang menjadi beban bagi para guru seiring dengan wabah pandemi covid 19.
Sebenarnya, Tak perlu khawatir atau merasa tertekan saat bekerja dari rumah. Work from home bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan pekerjaan dapat selesai dengan cepat dan tuntas. Tetapi, dalam kenyataannya baik guru ataupun pegawawai tata usaha terkadang hanya menjadikan work from home sebagai kegiatan normatif dan asal-asalan saja, sehingga hanya akan menjadikan beban yang lebih banyak bagi siswa.
Sahabat yang budiman! Hal ini tentu tidak baik karena tidak ada indikator yang jelas tentang tuntasnya tugas seorang guru apabila bekerja dengan work from home. Mestinya mereka mengadakan kelas interaktif sesuai jadwal pelajaran yang ada disekolah selama ini. Bukan menjadikan work from home sebagai ajang pemberian tugas kepada siswa sebanyak mungkin sehingga siswa pun kewalahan mengerjakannnya.
Sahabat yang budiman! Lantas, siapakah sebenarnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang paling tuntas dalam melakukan kegiatan work from home diantara para pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sebuah sekolah. Jawabannya adalah operator sekolah. Adapun alasan operator sekolah adalah PTK yang paling tuntas dan paling berintegritas dalam melakukan work from home adalah sebagai berikut:
1. Sebelum ada kebijakan pemerintah mengenai work from home, operator sekolah sudah melaksanakan terlebih dahulu. Hal ini terlihat dari beberapa pekerjaan yang harus dituntaskan sebelum dead line (cut off) seperti cut off dana BOS, cut off PMP, cut off sertifikasi guru dan lain-lain. Para operator sekolah sudah sering membawa pekerjaannya ke rumah untuk mengejar dead line atau cut off tersebut demi guru dan juga sekolah secara keseluruhan. Sehingga keadaan pandemi covid-19 yang mengharuskan kita semua work from home bukan sesuatu yang berat bagi seluruh operator.
2. Operator Sekolah selama sudah terbiasa melakukan segala tugas sekolah yang berhubungan dengan data, dan data yang paling penting adalah pengisian data di Dapodik dimana melalui dapodik ini semua data sekolah dikirim ke Kemendikbud. Sehingga walaupun saat ini operator bekerja dari rumah karena kebijakan pemerintah, tetapi data yang berintegritas dan benar tetap dapat dikirimkan ke kemendikbud tanpa adanya kesalahan dan error.
3. Selama ini operator sekolah juga yang selalu berada di depan komputer tanpa mengenal batas waktu, bahkan sampai begadang hanya karena data yang harus dikirim dan batas cut off. Jadi Work from home saat ini juga tidak akan menjadikan operator lemah dan mengeluh. Yang ada justru operator juga sudah terbiasa dengan batas cut off atau deadline dari penarikan data untuk dana BOS, Sertifikasi Guru ataupun Program Penjaminan Mutu (PMP) Pendidikan. Sudah seharusnya, Kepala Sekolah dan Guru-guru serta Tenaga Kependidikan harus lebih mengetahui apa-apa saja tugas dan fungsi dari seorang Operator Sekolah.
4. Sebagai pekerjaan utama operator sekolah, dapodik sekarang menjadi satu-satunya sumber informasi yang di gunakan pemerintah untuk melihat kondisi sekolah tanah air. Data dapodik juga sudah tersambung ke instansi pemerintah lain, seperti Dinas Kependudukan, KPK, dan BPK. Dapodik terus mengalami perkembangan. Oleh karena itu, operator sudah terbiasa untuk selalu melakukan sinkronisasi dimanapun mereka berada demi tercapainya integritas data sekolahnya masing-masing sehingga work from saat ini juga tidak berpengaruh signifikan untuk selalu memperbaiki data dengan sebaik-baiknya. Apalagi apabila sudah memasuki musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) maka operator sekolah adalah yang akan paling sibuk dalam mewujudkan integritas data sekolah.
5. Operator sekolah sudah terbiasa dengan Deadline program Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) yang harus memulai untuk mengupdate aplikasi PMP, memilih guru untuk mengisi kuesioner PMP, memilih siswa, komite sekolah dan juga pengawas Pekerjaan penting selanjutnya adalah mengisi kuesioner PMP. Dan selama ini justru terkadang operator sekolah yang mengisi semua pertanyaan dalam kuesioner PMP tersebut, walaupun sebenarnya tugas mengisi ratusan kuesioner itu murni tanggung jawab masing-masing, mulai dari Kepala Sekolah, Guru-guru, Komite Sekolah, Siswa dan Pengawas Sekolah. Tugas operator sekolah hanya mengirim data ke server. Namun pada praktiknya, semua pekerjaan ini di bebankan kepada Operator Sekolah sehingga operator sekolah pun menyelesaikannya dari rumah karena begitu banyaknya pertanyaan yang harus diisi, mayoritas operator sekolah mungkin banyak mengerjakan tugas tersebut sampai begadang demi mengejar target. Jadi walaupun tanpa kebijakan work from home dari pemerintah, operator sekolah sudah terbiasa menyelesaikan tugasnya mulai dari sekolah hingga work from home.
6. Pada beberapa Sekolah Dasar (SD) ternyata tidak punya tenaga kependidikan, siapa lagi yang jadi tenaga TU selain operator sendiri. Karena begitu banyaknya pekerjaan sebagai operator sekolah dan juga merangkap Tata Usaha (TU) maka sang operator pun sudah terbiasa work from home walaupun tidak ada kebijakan work from home saat ini. Mulai dari membuat surat keluar, Membuat SK, Menyiapkan Kelengkapan UTS, UAS, dan Ujian Nasional, dan lain-lainnya. Semuanya di back up oleh TU yang merangkap jadi operator plus guru.
7. Operator sekolah sudah terbiasa menyiapkan data calon peserta UN yang valid dan benar. Kalau dulu diharuskan mengisi aplikasi bernama BIOS untuk mencetak Daftar Nominasi Sementara (DNS) dan Daftar Nominasi Tetap (DNT) calon peserta. Untuk sekarang sudah terintegrasi dengan Dapodik, siswa yang berada di rombel kelas VI (enam) SD, rombel yang berada di kelas IX SLTP dan rombel yang berada di kelas XII SLTA otomatis menjadi calon peserta Ujian Nasional. Operator akan selalu mengecek kebenaran identitas siswa, memperbaikinya kalau ada kesalahan, melakukan sinkronisasi, menghubungi operator data dinas pendidikan dan melakukan upload file dz nya. Itu semua juga tidak akan selesai juga hanya dikerjakan di sekolah, sehingga para OP akan melakukannya dengan cara work from home.
8. Operator sekolah sudah terbiasa memperbaiki data peserta didik apabila terjadi kesalahan dengan melakukan Verval PD yang merupakan akronim dari Verifikasi dan Validasi Peserta Didik. Tugas operator disini adalah mengecek kesahihan identitas siswa hasil sinkronisasi terakhir, melihat NISN siswa baru (bagi yang belum punya), serta melakukan pengajuan perubahan data siswa seandainya salah waktu menginputkan di Dapodik. Hal ini juga terkadang harus dilakukan dengan work from home karena kejar tayang, apalagi sudah mendekati ujian nasional (UN).
9. Operator sekolah yang bertugas di sekolah dasar harus membuat Form laporan individu SD/MI berformat excel ini diminta oleh Dinas Pendidikan Propinsi, meliputi Identitas Sekolah, data Kepala Sekolah, guru dan pegawai lainnya, kondisi keuangan, sarana prasarana, dan jumlah siswa berkebutuhan khusus.
10.Operator sekolah harus membuat Kartu inventaris barang yang merupakan pencatatan/inventarisasi mengenai kondisi aset yang dimiliki sekolah. Meliputi tanah, gedung/bangunan, peralatan/mesin, jalan, irigasi dan jaringan dan aset tetap lainnya. Datanya juga harus lengkap mulai dari nomor kode barang, tahun pengadaan/pembuatan, sumber pengadaan, dan lain-lain.
11.Operator sekolah biasanya melakukan work from home untuk membantu para siswa dalam memperoleh Beasiswa Siswa Miskin (BSM). Sekarang berganti menjadi Program Indonesia Pintar (PIP). Penerimanya mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sewaktu masih BSM dulu, pekerjaan operator cukup banyak, mulai dari mengajukan identitas siswa yang berhak menerima, sampai mengambil dana bantuan di bank untuk diberikan kepada siswa. Sekarang lebih mudah. Pengajuan PIP lewat dapodik, dan jika dana PIP sudah cair sekolah hanya dimintai beberapa berkas. Untuk pengambilan uangnya diserahkan langsung kepada orang tua siswa.
12.Operator sudah terbiasa membantu tugas bendahara BOS Kalau kebetulan bendahara BOS di sekolah adalah guru senior yang mungkin kurang familiar dengan komputer, bisa jadi operator lah yang jadi tumpuan. Dua pekerjaan yang masih kerap melibatkan operator adalah menyusun Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) dan menyusun laporannya (SPJ).
Sahabat yang budiman! Bagaimana rekan-rekan guru sekalian? Yakin paling tuntas kalau hanya mengajar dengan sistem daring dengan sistem work from home? Atau justru work from home hanya ajang pemberian tugas sebanyak mungkin kepada siswa sehingga menjadi beban bagi siswa kita semua. Sementara operator sekolah bekerja luar biasa, termasuk membuat data kita valid di info gtk sebagai syarat untuk menerima tunjangan sertifikasi kita. Mari kita berbenah untuk melakukan intropeksi diri. Sehingga kita tidak akan menganggap operator sekolah merupakan pekerjaan rutinitas yang mudah untuk dilakukan oleh siapa saja.
Sahabat yang budiman! Mari kita berbagi sedikit rezeki yang kita punya dengan para operator disekolah kita walaupun sedikit sehingga hidup ini menjadi indah, ibarat pepatah “tidak penuh keatas, penuh kebawah”.
0 Comments